Inayah Wahid Roasting KPU dan Bawaslu di Haul Gusdur ke 14, Gus Paox Iben: Plek Ketiplek Ceplas Ceplosnya Gusdur

LOMBOK, suarapembaharuan.com - Putri Gus Dur Inayah Wahid melontar candaan beranda sindiran terhadap keberadaan Sirkuit Mandalika di Lombok. Menurut Inayah, keberadaan sirkuit tersebut menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan, tetapi kesejahteraan pengusaha.



"Lombok ini luar biasa ya, saya tadi diajak lewat ke Mandalika ada yang latihan balap motor, saya yakin ini bukan ojol. Ini bukti kesejahteraan meningkat, kesejahteraan para pengusaha yang ada di sana (di sekitar Sirkuit Mandalika), sedangkan kesejahteraan rakyatnya gak tau juga," canda Inayah Wahid, disambut tepuk tangan dan gelak tawa ribuan santri.


"Masyarakat Lombok ini luar biasa, ini terbukti di pemilu 2019. Masyarakat Lombok sudah dibuatkan Bandara Internasional, sudah dibuatkan Sirkuit Mandalika. Tapi hasil pemilunya tetap, saya gak berani nerusin.." tambah Inayah sambil terkekeh.



Menurut Inayah, kalau di daerah lain di negeri Wakanda, masyarakatnya bisa jual suara kalau diberikan uang Rp 100-200 ribu. Namun, dia mengapresiasi masyarakat Lombok yang tidak tergoda menjual suaranya meskipun sudah diberikan Sirkuit Mandalika.


"Ngomongin politik, ini teman teman Gusdurian langsung ketakutan nih. Katanya semalem (panitia Gusdurian) ndak boleh ngomongin politik, soalnya saya sering ngomong politik, (terus) deklarasi ke calon tertentu. Ndak ada deklarasi deklarasi. Wong saya Ndak yakin kalo Gus Dur Nyapres bisa kepilih kok" ungkap Inayah.



Malam ini, dalam acara Puncak Haul Gusdur ke 14 di Lombok Tengah, tidak hanya diikuti oleh santri, tapi juga dihadiri oleh KPUD dan Bawaslu Lombok Tengah.


"Semalem (sehari sebelum acara) saya di ajak ngopi sama temen pemilu (penyelenggara pemilu), sampai tengah malem jam setengah satu dini hari, teman teman ini kuatir dan memastikan kalok Ning Inayah gak ngomong politik. Lha kok malam ini malah yang ngajak ngopi saya (temen temen KPUD & Bawaslu) di roasting Ning Ine. Dia yang stand up, saya yang deg deg-an" jelas Ahmad Jumaili, Koordinator Gusdurian Lombok Tengah sekaligus Ketua Panitia Rangkaian Haul Gusdur ke 14 di Lombok Tengah.



"Khas Gusdur bingit, Ning Ine plek ketiplek ceplas ceplosnya Gusdur. Kalok sampai panitia Haul Gusdur di interogasi soal politik politikan sampai tengah malem, ini tandanya acaranya sukses. Acaranya dicurigai. Hahaha..." jelas Gus Paox Iben Mudhaffar, pengasuh Pesantren Kebudayaan Ndalem Wongsorogo Kaliwungu Kendal Jawa Tengah yang turut mendampingi Inayah Wahid di Lombok.


"Bukan cuma roasting  pemilu, Tuan Guru Haji Doktor Sabarudin pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qur'an aja langsung di roasting Ning Ine, pas mulai stand up. Katanya (Inayah Wahid) Tuan Guru Haji Sabarudin harus disebutkan Doktornya, karena masih baru banget gelarnya, masih plastikan, hahaha.." terang Dul Rahman, santri yang hadir dalam Puncak Haul Gusdur ke 14 di Lombok Tengah.



Menurut Inayah, demokrasi itu bukan copras capres nyoblos trus selesai. Demokrasi itu dibicarakan setiap hari. Jadi jangan baperan.


"Namanya demokrasi ada debatnya, mosok bilang di bully dalam debat" sahut Inayah Wahid sambil terkekeh diikuti tepuk tangan santri.



Rangkaian Haul Gusdur ke 14 yang diselenggarakan oleh Gusdurian Lombok Tengah dimulai sejak tanggal 10 Januari 2024 dengan agenda tanam ribuan pohon di dua tempat yaitu: Taman Wisata Narmada dan Taman Kebun Kongok. Kemudian dilanjut pada tanggal 11 Januari 2024 Diskusi Publik di Mataram bersama awak media.


Inayah Wahid hadir mengenakan setelan kerudung hijau, kaos putih, blazer hitam dengan sarung batik merah didampingi Gus Paox Iben Mudhaffar. Menurut Inayah, setelan ini adalah tanda dukungan ke Palestina.


Puncak Haul Gusdur ke 14 di Lombok Tengah ini jatuh pada hari Sabtu malam tanggal 13 Januari 2024 dan diadakan di Pondok Pesantren Nurul Qur'an Lendang Simbe Mertak Tombok, Lombok Tengah yang diasuh oleh Tuan Guru Haji Doktor Sabarudin AR dan dihadiri oleh para perwakilan dari FKUB Forum Kerukunan Umat Beragama wilayah NTB, Parisada Hindu Darma Indonesia, Budayana Indonesia, Persekutuan Gereja Indonesia dan Forkopimda Provinsi NTB, Forkopimda Kabupaten Lombok Tengah, Bupati Lombok Tengah Pathul Bahri, serta Forkopimcam Kecamatan Praya, dan Rektor Universitas Nahdlatul Ulama NTB Dr. Baiq Mulianah, M.Pd.I.


Kategori : News


Editor      : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama