Kampanye Mobil Listrik dan Prabowo-Gibran, Repnas Jajali 2 Moda listrik Jakarta-Cianjur

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) pimpinan Anggawira melakukan entrepreneurial trip berupa kunjungan industri ke Cianjur menggunakan 2 buah kendaraan listrik pada Jumat (5/1/2024) sampai Sabtu (6/1/2024). 



Hal tersebut tersebut dilakukan untuk melakukan kampanye mobil listrik dan juga pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.


"Tujuan perjalanan ini untuk membuktikan bahwa moda transportasi ramah lingkungan yang digagas dan digelorakan oleh pemerintahan Jokowi ini benar-benar bisa dijalankan dalam tataran teknis di lapangan," ujar Anggawira kepada wartawan di Jakarta, Senin (8/1/2024).


Anggawira mengatakan, dalam perjalanan tersebut, pihaknya juga mengkampanyekan pasangan Prabowo-Gibran yang nantinya akan melanjutkan moda transportasi yang Rama lingkungan. Pihaknya juga membagi kaos Prabowo-Gibran kepada masyarakat dalam perjalanan tersebut.


"Kami terus masif melakukan kampanye Prabowo-Gibran untuk menyambut kemenangan Prabowo-Gibran dalam satu putaran," tandas Anggawira.



Dua moda transportasi listrik dengan tipe dan merk berbeda dijajal rombongan berjumlah tak lebih dari 10 orang. Kendaraan pertama adalah tipe passenger shuttle bermuatan 7 orang penumpang dengan bagasi belakang lapang dan, row seat ke-2 memuat 2 orang saja sehingga nyaman dan lega. Kapasitas baterai 42 kWh dan tenaga listrik 80 hp. Kendaraan Rp 500 jutaan yang sudah dirakit di Cikande ini dipasarkan oleh PT Sokonindo Automobile (DFSK). 


Yang kedua adalah tipe Hyundai Ionic 5 yang dibeli Anggawira dari Majumotor Group dengan harga Rp 700 jutaan. Memiliki kapasitas baterai 73 kWh, 5 kursi penumpang dengan tenaga listrik 214 hp. Kendaraan buatan Korea ini telah laku 500 ribu unit lebih di seluruh dunia sejak 5 tahun kemunculannya. Dengan torsi 350 Nm, Hyundai Ionic 5 bertenaga dan gampang sekali dikendarai dalam antrian keramaian di tol Jagorawi.


Rombongan sempat berhenti pada Jumat sore di Resto Pare Anyar Puncak untuk menikmati hidangan makan sore dan membagi-bagikan kaos Prabowo-Gibran kepada masyarakat sekitar. Anggawira mengatakan pergerakan relawan musti didasari oleh semangat untuk berbagi dan berderma kepada seluruh lapisan masyarakat. 


"Selepas itu kami beranjak pada destinasi Desa Wisata Curug Cilember sebagai dukungan konkrit pada program-program konkrit pemerintahan Jokowi untuk mengakselerasi ekonomi kerakyatan di wilayah-wilayah sub urban," kata Anggawira.



Dua kendaraan listrik yang kami tumpangi sangat mulus meliuk-meliuk mengikuti kontur jalanan yang sempit, menanjak terkadang licin karena hujan untuk menuju lokasi ini. Jelang malam rombongan menginap semalam di Villa Omah AW yang jaraknya selemparan batu saja dengan lokasi pintu masuk Curug Cilember.  


Ada kesempatan jeda beberapa jam, tim teknis menge-charge kendaraan DFSK Gelora di  Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKLU) PLN Cipayung Megamendung. Sementara Hyundai Ionic 5 masih mumpuni untuk meneruskan perjalanan berikutnya. 


Keesokan harinya rombongan melanjutkan ke Cianjur di Area Pabrik alat kesehatan CV. Nuritek pimpinan Ahmad Syarifudin seluas 20 hektar untuk melakukan studi tour bersama para awak media. Pulangnya rupanya DFSK Gelora musti dilakukan charge sekali lagi untuk menambah beberapa kWh sehingga rombongan bisa kembali dengan mulus tanpa kendala energi yang berarti. 


Dari pengalaman perjalanan sejauh 240 km Jakarta - Bogor - Cianjur rupanya membutuhkan setidaknya 3 titik SPKLU di ujung tol Jagorawi dan area Puncak menuju Cianjur. Sayang sekali sarana SPKLU ini masih terbatas dan terkadang lama sekali untuk memenuhi batas full moda listrik yang kami gunakan. Fasilitas Fast Charging dibutuhkan mengingat masyarakat musti dimanjakan dengan fasilitas yang baik guna mereka tertarik melakukan konversi energi untuk kendaraan mereka. 


Bila pemerintah dan PLN kurang gerak cepat maka bisa melakukan secepatnya dengan pihak-pihak swasta yang tertarik misalnya dengan distributor SPBU-SPBU swasta yang secara modal dan resources mumpuni mendukung Net Zero Emission 2060 ini. Dengan disparitas harga BBM vs listrik dalam 10 tahun pembelian moda dirasakan masih mahal untuk pelbagai kalangan, maka memompa jumlah pengisian SPKLU adalah langkah jitu mendorong dan membujuk masyarakat agar mau cepat beralih.


Kategori : News


Editor     : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama