Guntur Kawal Program Prabowo-Gibran, Ketahanan Pangan hingga Hilirisasi

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Relawan Garuda untuk Rakyat atau Guntur bakal mengawal program kerja paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka mulai dari ketahanan pangan hingga hilirisasi. 


Foto : Relawan Garuda untuk Rakyat atau Guntur mendeklarasikan diri mengawal program kerja Prabowo Gibran saat menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029 mulai dari ketahanan pangan hingga hilirisasi di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 10 Februari 2024.

Hal itu dikatakan Ketua Dewan Pengawas Guntur, Aji Jaya Bintara ketika mendeklarasikan diri kawal program kerja Prabowo Gibran saat menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029 di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/2/2024). Hal ini berarti menjadi sebuah dukungan berkualitas jelang hari pencoblosan pemilihan presiden (pilpres) 14 Februari 2024 mendatang. 


"Jadi ada sejumlah program kerja yang akan dikawal, mulai ketahanan pangan hingga hilirisasi. Program ketahanan panganan yang akan dijalankan ini berupa pembangunan pabrik ikan di tengah laut," ungkapnya. 


Rencananya, sentra tersebut akan dibangun di Konawe, Sulawesi Utara, salah satu lumbung ikan di Indonesia. Pihaknya bakal langsung membangun pabrik ikan di Konawe. Daerah ini merupakan penghasil ikan terbesar di Indonesia. Kami ingin pabrik ikan nanti yang meresmikannya adalah Prabowo Subianto. 


Pabrik ikan nantinya bakal dimaksimalkan dan dikelola anak bangsa untuk memenuhi kebutuhan warga. Selain itu, juga untuk mendukung program Prabowo Gibran berupa makan siang gratis. Ikan-ikan yang diproduksinya bisa dikonsumsi masyarakat.



“Selain di Konawe, tentu di daerah lain juga akan dibangun. Selain dengan pemerintah pusat, kami juga siap bersinergi dengan pemerintah daerah,” terangnya.


Program lain yang tak kalah penting adalah hilirisasi. Pihaknya mengambil contoh jika ada investor asing ingin membangun pabrik di Indonesia, maka yang perlu ditegakkan adalah aturan.


Utamanya soal tenaga kerja yang akan bekerja di lapangan. Untuk operator alat berat, sejauh ini masih ditemui bahwa pekerjaan itu masih dipercayakan pada pilihan investor asing. Padahal untuk operator alat berat, warga sekitar pabrik dipastikan ada yang mampu. 


“Kalau ada investor mau investasi, ya nanti disepakati soal tenaga kerja, bukan mayoritas dari mereka,” ujar dia.


Selanjutnya soal program pariwisata. Pihak Guntur membandingkan di negara tetangga yang akan mendongkrak atau peningkatan kunjungan wisatawan asing Indonesia. Melihat seperti itu, harusnya Indonesia yang memiliki tujuh keajaiban dunia bisa dimaksimalkan. 


Kategori : News


Editor      : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama