Jokowi Pastikan Stok Pangan Aman Jelang Idulfitri

TOLITOLI, suarapembaharuan.com - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung aktivitas penyaluran bantuan pangan (banpang) beras di Gudang Perum Bulog Kalangkangan, Tolitoli, Sulawesi Tengah.


Setpres

Dalam kunjungan itu, Presiden ditemani Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. Presiden memastikan stok pangan yang dikelola Bulog mencukupi untuk upaya pemerintah melaksanakan berbagai program intervensi selama Ramadan dan menjelang Idul Fitri. 


"Kenapa kita berikan bantuan beras 10 kilogram? Karena harga beras memang sedikit naik dan itu tidak terjadi di negara kita saja, tidak terjadi di Indonesia saja. Tetapi di semua negara, harga itu naik tinggi. Kita masih bisa ngerem (kenaikan harga) dan masih bisa memberikan bantuan ke masyarakat," kata Presiden Jokowi.


Menurutnya, negara lain, gandum naik tinggi sekali, beras naik tinggi sekali di negara-negara lain.


"Sehingga kalau dibaca, kita dengar beberapa negara, banyak yang sudah terjadi kekurangan pangan. Kita, alhamdulillah berkat doa bapak ibu semuanya, beras kita masih ada. Stok di bulog juga masih punya stok 1,2 juta ton di seluruh tanah air Indonesia, termasuk di sini," ungkapnya.


Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi menjelaskan kesiapan pemerintah dalam menghadapi minggu terakhir bulan puasa dan hari raya Idul Fitri. 


Ia mengatakan, pihaknya bersama BUMN bidang pangan dan segenap pemerintah daerah berkomitmen terus menjaga ketersediaan stok pangan strategis. Hal itu agar harga pangan dapat terkendali dan tidak melonjak drastis.


"Kemarin rapat persiapan Idul Fitri bersama Menko PMK dan Kapolri, kami telah menghitung melalui proyeksi neraca pangan. Hasilnya proyeksi 12 komoditas pangan strategis kita senantiasa aman dan cukup sampai April mendatang. Berbagai langkah intervensi telah pemerintah laksanakan demi ketersediaan pasokan bagi masyarakat," ungkapnya.


Menurutnya, kebijakan relaksasi HET (Harga Eceran Tertinggi) beras premium yang diperpanjang sampai 23 April, itu agar flash out stok beras yang sebelumnya telah dibeli pengusaha dengan harga tinggi. 


"Saya sampaikan ke Bapak Presiden karena ini dekat lebaran, jadi perlu perpanjangan itu supaya ketersediaan stok beras ada dan merata di pasaran," ucapnya.


Setelah relaksasi ini berlalu, setelah tanggal 23 April, seluruh stakeholder perberasan akan dikumpulkan untuk menghitung HET. 


Mulai dari akademisi, Serikat Petani Indonesia, HKTI, LIPI, BRIN, sampai Bulog. Semuanya menghitung. 


"Tapi seperti yang pernah saya sampaikan bahwa apa pun keputusan pemerintah nanti tidak akan pernah bisa 100 persen membuat semua pihak happy," lanjutnya.


Dikatakannya, sejak Januari sampai minggu ketiga Maret, realisasi GPM telah mencapai 2.720 kali. Nantinya di 1 April, NFA akan menyerentakkan GPM se-Indonesia dengan target sementara di 597 kali selama April 2024.


Sementara, realisasi beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sampai 25 Maret telah menyentuh angka 517 ribu ton. 


Untuk realisasi penyaluran banpang beras secara nasional per 26 Maret telah berada di 90,77 persen atau 599 ribu ton dari target salur Januari-Maret di 660 ribu ton.


Dalam kunjungan itu, Presiden turut didampingi Mentan Andi Amran Sulaiman, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menhub Budi Karya Sumadi.


Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura, Bupati Tolitoli Amran Hi. Yahya. Dan, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto.


Kategori : News


Editor       : PAS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama