107 Tahun, Stasiun Manggarai Berkembang Jadi Stasiun Tersibuk

JAKARTA, suarapembaharuan.com – Stasiun Manggarai telah memasuki usia 107 tahun. Kini, menjelma menjadi stasiun transit tersibuk di Indonesia.


Stasiun Manggarai berkembang menjadi stasiun tersibuk. Ist

Stasiun Manggarai berdiri sejak 1 Mei 1918, kini menjadi titik pertemuan Commuterline Jabodetabek dengan Commuterline Bandara Soekarno-Hatta. Dalam perjalanannya, stasiun ini terus berkembang menjadi stasiun sentral di Jakarta.


“Proses pembangunan stasiun masih terus dilakukan, akan menjadi stasiun sentral yang lebih luas,” ujar VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus, dalam keterangannya, Rabu (23/7/2025).


Dia menceritakan, sebagai stasiun bersejarah dan ditetapkan sebagai cagar budaya, Stasiun Manggarai berperan penting dalam sejarah perkeretaapian Indonesia. Stasiun yang diarsiteki pertama kali oleh Ir. J. van Gendt ini, Juli 2025 ini telah melayani 739 perjalanan kereta api, yang terdiri dari 704 perjalanan “commuterline” (KRL) dan 35 perjalanan kereta api jarak jauh (KAJJ) setiap harinya. 


Pada Mei 2022 lalu, KAI Commuter bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan melakukan perubahan layanan pengguna KRL Jabodetabek. 


“Perubahan ini juga merupakan salah satu proses perubahan budaya dalam menggunakan commuterline, khususnya Commuterline Bogor dan Bekasi,”ungkapnya.


Stasiun Manggarai juga berfungsi sebagai stasiun simpul perjalanan KRL ke berbagai tujuan di Jabodetabek. Saat ini, Stasiun Manggarai memiliki dua lantai dengan 12 jalur aktif untuk layanan perjalanan kereta api, dengan rata-rata sebanyak 180.000–190.000 orang pengguna KRL Jabodetabek per harinya yang transit di Stasiun Manggarai.


Berdasarkan data, kata dia, tahun 2024 total pengguna yang transit di Stasiun Manggarai sebanyak 57,9 juta pengguna sedangkan tahun 2023 sebanyak 52,2 juta pengguna. Lalu, pada 2022 perubahan layanan di Satsiun Manggarai yaitu sebanyak 36,6 juta pengguna transit.


Berdasarkan data harian, sebanyak 15.142 pengguna KRL Jabodetabek dan sebanyak 1.143 orang pengguna KA Basoetta yang naik di Stasiun Manggarai. Sedangkan, pengguna yang turun di Stasiun Manggarai mencapai 13.630 orang untuk KRL Jabodetabek dan 1.229 orang untuk KA Basoetta.


“Dari sisi volume pengguna di Stasiun Manggarai juga memiliki tren yang terus meningkat,” imbuhnya.


Pada 2022, rata-rata volume pengguna sebanyak 14.000 orang per hari. Sedangkan, 2023 tercatat sebanyak 16.000 orang per harinya dan pada tahun 2024 juga mengalami peningkatan menjadi 17.000 orang per harinya.


Pergerakan pengguna masih terfokus pada jam sibuk pagi hari, mulai pukul 06.00–09.00 WIB dan sore hari mulai pukul 16.00–19.00 WIB.


Stasiun Manggarai terintegrasi dengan bus TransJakarta yang menghubungkan wilayah-wilayah yang ada di Kota Jakarta. Selain itu, juga tersedia pickup point atau titik jemput untuk angkutan online dan angkutan lanjutan lainnya.


“Integrasi moda transportasi lainnya akan menciptakan ekosistem transportasi yang saling melengkapi dan memberikan solusi transportasi yang lebih terjangkau, cepat dan ramah lingkungan,” pungkasnya. (MAN)


Kategori : News


Editor      : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama