Garuda Hacks 6.0 Cetak Inovator Muda Lewat Kompetisi Teknologi Berdampak

TANGERANG, suarapembaharuan.com - Garuda Hacks 6.0 mampu mencetak para inovator muda lewat kompetisi inovasi teknologi 6.0 berdampak. Kejuaraan pemprograman (coding) ini melibatkan ratusan siswa hingga mahasiswa dari seluruh Indonesia yang digelar pada 24-26 Juli 2025 di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Gading Serpong, Tangerang.



Dengan mengusung tema "Identity Through Innovation", Garuda Hacks 6.0 menggelar hackathon yang berlangsung hingga 30 jam nonstop. Pasalnya terjadi peningkatan animo peserta dibanding tahun lalu yang diikuti 550 peserta anak muda berbakat di Indonesia dalam dan luar negeri dengan beragam kampus dan sekolah. Kompetisi ini menantang peserta membuat aplikasi di internet yang bermanfaat untuk masyarakat.


Managing Director Garuda Hacks 6.0, Dominic Moreno mengatakan kompetisi ini terbuka untuk umum, tanpa batasan umur atau pendidikan. Sebanyak 50 persen persen peserta mahasiswa program S1, 35 persen siswa SMP dan SMA, dan 15 persen sudah bekerja.


"Pada event ini peserta para mahasiswa, pelajar hingga profesional muda dipacu  berinovasi guna menciptakan solusi teknologi berdampak bagi masyarakat Indonesia. Garuda Hacks, sebagai nirlaba di bidang inovasi, berkomitmen untuk terus menjadi platform bagi pemuda Indonesia dan mancanegara dalam mengembangkan ide-ide inovatif dan berjejaring," kata dia pada keterangannya. 


Managing Director Maria Gracia menambahkan, ajang ini  menghubungkan mahasiswa dan dunia industri dalam menjalin kerja sama di masa depan.


"Lewat Garuda Hacks 6.0 ini perusahaan-perusahaan dapat menemukan talenta-talenta digital unggul," ungkap Maria sebagai mahasiswi NTU, Singapura.


Co-Director of Marketing, Ralph Benedict Soemali, menjelaskan pada 2025 ini, Garuda Hacks 6.0 menyajikan beragam agenda utama menarik. Sebanyak 21 ide inovasi saling berlomba dalam tiga kategori utama yakni keberlanjutan, pendidikan dan kesetaraan, serta koneksi budaya.Dia mencontohkan tentang  pendidikan dan kesetaraan bahwa tidak dipungkiri masih banyak pelajar di Indonesia yang mungkin tidak dapat mengenyam pendidikan sebaik di Jakarta, misalnya yang di pulau-pulau. 



"Jadi dengan kepedulian tentang masalah ini, para peserta juga mengetahui bahwa terdapat masalah ini di Indonesia. Dengan demikian, berusaha agar mereka bisa membuat solusi dengan masalah ini melalui coding," ungkap dia.


Adapun puncak kompetisi ini adalah Finalist Demo Day yakni mempresentasikan proyek-proyek inovatifnya.


Co-Director of Partnerships, Gerard Genki Weno, mengungkapkan, selain kompetisi utama, Garuda Hacks 6.0 juga menyelenggarakan Career Fair pada 25 Juli 2025, memberikan kesempatan bagi peserta untuk menjajaki peluang karier di industri teknologi. 


"Sesi keynote dan talkshow inspiratif juga turut memeriahkan acara, menghadirkan tokoh-tokoh bidang inovasi digital berbagi wawasan dan pengalaman. Acara ditutup dengan pengumuman pemenang pada akhir pekan kemarin," urai Gerard Genki Weno.


Emily Jade Limi bersama Jonathan Cornelius Lai, sebagai Logistics Coordinator menerangkan tim panitia Garuda Hacks turut antusias karena peserta tahun ini juga lebih banyak dan antusias sehingga memantik mereka bekerja lebih semangat lagi.


Garuda Hacks 6.0 menggandeng sejumlah mitra seperti seperti Generation Girl (nirlaba berfokus pada pemberdayaan remaja perempuan bidang teknologi dan STEM), Mandiri Capital Indonesia (modal ventura mendukung startup Indonesia), serta Electrum (membangun ekosistem kendaraan listrik roda dua di Indonesia). 


Garuda Hacks 6.0 diharapkan dapat terus memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk berkarya di bidang teknologi dan inovasi sosial, serta semakin dikenal luas berkat dukungan berbagai pihak.


Kegiatan Garuda Hacks ini mendapat dukungan dari One North Foundation, WIZ.AI, Mandiri Capital Indonesia, Caffino, Mayora, Kamar Entrepreneur Indonesia, APTIKNAS, Generation Girl, dan Indonesian Heritage Society. Selain  itu juga didukung Aptiknas, Himpunan Mahasiswa Informatika UMN, dan lainnya yang mensukseskan acara. 


Daftar Pemenang

Melalui proses penjurian ketat, para pemenang Garuda Hacks 6.0 pun diumumkan. Berikut daftar pemenang di berbagai kategori: 


- Kategori Keberlanjutan 

Juara 1: Proyek Ecoceipt oleh Samuel Miracle Kristanto Lie, Rafi Abhista, dan Hayya U dari Universitas Ciputra Surabaya, Indonesia.

Juara 2: Proyek ReWear oleh Farella Kamala Budianto, Kenlyn Tesalonika Winata, dan Vincentia Belinda Sumartoyo dari Institut Teknologi Bandung, Indonesia. 

Juara 3: Proyek NABUNG.AI oleh Djibrani Yuda Febriansyah, Achmed Fidel Ghibran Bn, Ryan Mahesa, dan Muhammad Rizel Alfikri dari Universitas Pendidikan Indonesia dan Universitas Bina Nusantara, Indonesia. 


- Kategori Pendidikan dan Kesetaraan 

Juara 1: Proyek Boundless oleh Valentino Kim Fernando, Wida Putri Kinasih, Theodore Kevin Himawan, dan Grace Karina dari Universitas Indonesia, Indonesia.

Juara 2: Proyek EduArena oleh Jason Liem, Andrew Gregory Winata, Vellyn Angeline, dan Olivia Tiffany dari Universitas Bina Nusantara, Indonesia. 

Juara 3: Proyek Ngerti.in oleh Heraldo Arman, Muhammad Rifqi Ilham, dan Valerian Hizkia Emmanuel dari Universitas Indonesia, Indonesia. 


- Kategori Koneksi Budaya 

Juara 1: Proyek Waris.In oleh Rama Syailana Dewa, Muhammad Fawwaz Humam, Muhamad Dekhsa Afnan, da Claudio Hans Figo dari AMIKOM

Juara 2: Proyek Naranetra oleh Agnes Devita Widjaja, Aurelius Ivan Widjaja dari UMN. 

Juara 3: Proyek Gama oleh Nicholas Chandra, Nathaniel Alexander, Stanley Nathanael Wijaya dari Universitas Binus. 


- Kategori Khusus Best Pre-University Hack: 

Proyek Bernilai oleh Dave Wilson Gunawan, Nelvin Bernardy, Lyan Callista Alexandra, dan Benitta Nathania Suwandy dari Sekolah Terpadu Pahoa, Indonesia.


- Generation Girl: Best Women Hack: 

Proyek Rewear dari Institut Teknologi Bandung, Indonesia. 


- Best No-Code Hack: 

Proyek Kultour oleh Muhammad Faiz Fathurrahman, Daniel Oscar Ciputra, dan Ananda Thareqh Maulana dari Politeknik Astra, Indonesia. 


- Most Unique Idea: 

Proyek Maritim Guard oleh Kevin Arnandes, Mahesa Rangga, Rico Sumantri, dan Taufik Akbar dari Amikom Yogyakarta University, Muhammadiyah Yogyakarta University, dan Universitas Teknologi Yogyakarta, Indonesia. 


- Best Solo Hack: 

Proyek Together oleh Theo Justin Anantha dari Universitas Bina Nusantara, Indonesia.


- Indonesian Heritage Society: Best Culture Impact Hack: 

Proyek waris.in oleh Rama Syailana Dewa, Muhammad Fawwaz Humam, Muhamad Dekhsa Afnan, dan Claudio Hans Figo dari AMIKOM.


Kategori : News


Editor     : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama