Tim Pengabdian Masyarakat Kolaborasi Antara UPN "Veteran" Jakarta dan Universitas Suryakancana Laksanakan Pemberdayaan Santri Disabilitas dalam Pencegahan Stunting untuk Mencapai Generasi Bebas Stunting melalui Green Business

JAKARTA, suarapembaharuan.com – Dalam upaya mendorong kemandirian dan peningkatan kualitas hidup kelompok rentan, Tim Pengabdian kepada Masyarakat melaksanakan program bertajuk “Pemberdayaan Santri Disabilitas dalam Pencegahan Stunting untuk mencapai "Generasi Bebas Stunting Melalui Green Business”. 



Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pemberdayaan Desa Binaan Tahun Pendanaan 2025 yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi pendanaan Tahun kedua Tahun 2025. 


Kegiatan ini diketuai oleh Rianda Dirkareshza serta Anggota Tim Dr. Muthia Sakti, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum UPN Veteran Jakarta dan Ir, Fahrudin, M.T Dosen Fakultas Teknik UPN Veteran Jakarta dengan kolaborasi bersama Dosen Fakultas Sains Terapan Angga Adriana I., SST., MP. 


Melalui pendekatan integratif antara pemberdayaan sosial, kesehatan masyarakat, dan wirausaha hijau, program ini diarahkan untuk memperkuat peran aktif santri disabilitas dalam mengatasi isu stunting secara berkelanjutan di tingkat desa.




Diawali dengan penyelenggaraan pelatihan intensif kepada Kelompok Tani Desa Babakankaret dalam pengelolaan bank sampah (demonstrasi mesin pencacah sampah) yang menjadi Program Pemberdayaan Desa Binaan Tahun Pendanaan 2025. Kegiatan berlangsung dari pukul 13.00 hingga 15.00 WIB di Balai Pertemuan Kelompok Tani dan diikuti dengan antusias oleh para peserta. 


Kegiatan ini bertujuan membekali peserta dengan keterampilan teknis dalam mengelola sampah plastik menjadi bahan baku bernilai ekonomi tinggi. 


Narasumber utama, Ir. Fahrudin, S.T., M.T., selaku Koordinator Program Studi Teknik Mesin, memaparkan pentingnya pemilahan sampah plastik berdasarkan jenis (PET, HDPE, LDPE) serta menjelaskan peluang pasar yang terbuka berkat regulasi nasional yang mewajibkan penggunaan bahan daur ulang dalam industri kemasan. 





Sesi praktik dipandu oleh Muhammad Rasyiid Wijaya, Mahasiswa Teknik Mesin UPN “Veteran” Jakarta, memperkenalkan komponen-komponen utama mesin, seperti reducer, kopling, motor penggerak, gearbox, pisau pencacah, dan corong pemasukan. Peserta diberi pemahaman tentang SOP pengoperasian, fitur keamanan otomatis, dan prosedur pembersihan mesin. Narasumber juga memandu peserta dalam pengoperasian, perawatan, serta prosedur keselamatan mesin pencacah berkapasitas 7 kilogram per jam.


Dalam satu siklus, mesin ini mampu menghasilkan hingga 50 kilogram cacahan plastik. Hasil cacahan, seperti dari tutup botol, bahkan dapat diolah kembali menjadi produk bernilai seperti medali dan tatakan gelas. Salah satu peserta, Bapak Marti, turut melakukan uji coba langsung sebagai bentuk penerapan keterampilan yang telah dipelajari. Kegiatan ini ditutup dengan diskusi mengenai langkah keberlanjutan, termasuk penyusunan jadwal operasional mesin, sosialisasi pemilahan sampah kepada masyarakat, serta penjajakan kerja sama dengan pengepul dan industri daur ulang. 


Pelatihan ini diharapkan menjadi pijakan awal terbentuknya sistem pengelolaan sampah mandiri berbasis desa, sekaligus membuka peluang usaha baru bagi kelompok tani. Dengan dukungan teknologi tepat guna dan pendampingan berkelanjutan, Desa Babakankaret berpotensi menjadi desa percontohan yang bersih dan produktif secara ekonomi.





Selanjutnya, 25 Juli 2025 – Pada hari kedua kegiatan program DRTPM bertema “Pemberdayaan Santri Disabilitas dalam Pencegahan Stunting untuk Mencapai Generasi Bebas Stunting Melalui Green Business” dilaksanakan oleh Tim Pengabdian Masyarakat UPN “Veteran” Jakarta di Desa Babakankaret. Acara diawali dengan pembukaan oleh MC dan sambutan dari Ketua Tim Pengabdian, Bapak Rianda Dirkareshza, S.H., M.H., yang menjelaskan pengembangan kegiatan tahun ini melalui pelatihan pertanian dan peternakan adaptif, pengolahan kompos, serta distribusi bibit kelor. 


Sambutan dari Ustaz Satria mewakili pihak pesantren turut menyampaikan apresiasi atas inisiatif pemberdayaan yang terbukti membuka ruang bagi santri dan santriwati untuk menunjukkan kemampuan bertani dan beternak secara mandiri.


Pelatihan pertama dipandu oleh Bapak Angga Adriana I., SST., MP., yang membahas pemeliharaan tanaman keras dan kelor. Peserta dikenalkan pada manfaat kelor jenis Indigovera yang memiliki kandungan gizi setara 18 jenis sayuran dan sangat efektif dalam mendukung pencegahan stunting. 


Dilanjutkan dengan pelatihan pemeliharaan ayam petelur, peserta diajarkan pola pemberian pakan secara konsisten pagi dan sore hari, serta memahami kebutuhan protein ayam sebesar 17–18% untuk menjaga produksi telur. Materi berlanjut dengan praktik pembuatan pakan fermentasi berbasis bahan lokal, seperti daun kelor, daun talas, daun pepaya, serta tambahan pur ayam petelur, jagung, dedak, air cucian beras, dan mineral pakan. 




Proses fermentasi berlangsung empat hari, dengan hasil ideal yang harum menyerupai tape. Adapun cara lain selain difermentasi, yakni dapat direbus. Pakan ini juga dapat diberikan kepada ayam pedaging dengan menyesuaikan jenis pur yang ditambahkan.


Ayam akan beradaptasi terlebih dahulu terhadap pakan baru ini, di antaranya pemberian pakan ini diatur selama 15 minggu menuju masa produksi optimal. Ayam mulai belajar untuk bertelur sekitar minggu ke-18. Hasil pakan ini menjadi pakan ayam petelur yang lebih sehat dan menghemat dibandingkan hanya membeli pur ayam, serta dapat dijual kembali sehingga menguntungkan. Waktu penyimpanan pakan maksimal satu bulan untuk mencegah keluarnya alkohol yang lebih banyak karena hasil fermentasi yang lebih lama. Jika sudah lebih dari waktu yang ditentukan, pakan tersebut tidak bisa diberikan. 


Peserta juga diberikan resep herbal suplemen ayam dari kunyit, temulawak, jahe, air kelapa, dan gula pasir yang difermentasi selama sebulan untuk menjaga daya tahan ayam petelur secara alami. Selain itu, pemberian air minumyang bersih juga perlu diperhatikan kepada ayam, setidaknya dapat diberikan dari air matang atau air isi ulang untuk menjaga kesehatan ayam.


Selain pakan, peserta dilatih membuat pupuk organik cair (POC) sejumlah dua jenis, yaitu vegetatif dan generatif. untuk tanaman yang berasal dari kombinasi kotoran hewan, seperti urin kelinci, cucian beras, bawang merah, pinggiran nanas, bonggol pisang, tauge, MSG, ula pasir putih, M24, air kelapa, keong sawah atau ikan-ikanan. 


Selain itu, pada pupuk dengan fase generatif, bahan yang digunakan sama dengan vegetatif, tetapi hanya memerlukan tambahan tomat dalam pembuatannya. Cairan yang sudah jadi dapat difermentasi selama kurang lebih dua minggu. Buka tutup botol secara berkala untuk mengeluarkan gas hasil fermentasi. Sebelum diaplikasikan ke tanaman, POC tersebut perlu dilarutkan terlebih dahulu dengan air.


Pukul 13.00 WIB, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan dasar microsoft bagi santri disabilitas untuk siap kerja di dunia industri. Meskipun santri disabilitas yang menjadi target utama berhalangan hadir karena kegiatan internal pesantren, pelatihan tetap berjalan dan diikuti oleh peserta pengganti dari unsur Sekretaris Koperasi Desa dan siswa tingkat sekolah menengah pertama (SMP). 




Pelatihan ini bertujuan membekali peserta dengan keterampilan dasar dalam penggunaan perangkat lunak perkantoran yang dapat meningkatkan produktivitas kerja dan membuka peluang wirausaha digital di tingkat lokal. Materi disampaikan oleh tiga mahasiswa pengabdian dengan pendekatan praktis dan interaktif.


Vania Athalia Lumban Tobing membuka sesi dengan pelatihan Microsoft Excel, memperkenalkan penggunaan formula sederhana, pengelolaan data numerik, serta praktik pembuatan laporan keuangan koperasi harian dan bulanan. Putri Ni’matul Maula melanjutkan dengan pelatihan Microsoft Word, mengajarkan teknik pengeditan teks, penyisipan tabel dan gambar, penggunaan fitur koreksi otomatis dan penataan halaman, serta pengubahan format Word menjadi PDF. 


Dika Hikmah Wicaksana menutup sesi dengan pelatihan Microsoft PowerPoint dasar dan aplikasi Canva, dua aplikasi penting untuk membuat materi presentasi dan desain grafis. Canva diperkenalkan sebagai platform desain berbasis internet yang mudah digunakan untuk membuat konten presentasi, promosi, pamflet kegiatan, hingga laporan visual koperasi dan pertanian. Peserta diberikan kesempatan praktik langsung menggunakan laptop yang disediakan oleh tim pengabdian. 


Pelatihan ini mendukung aktivitas administrasi koperasi, keterampilan mengelola penulisan dan dokumen, pembuatan laporan keuangan digital yang profesional. memiliki bekal untuk meningkatkan efisiensi kerja, dan berpartisipasi aktif dalam pengembangan usaha desa. Hal ini menjadi langkah awal menuju transformasi digital di komunitas pedesaan, yang inklusif, produktif, dan berkelanjutan.


Pukul 15.00, sesi dilanjutkan dengan sosialisasi Peraturan Desa Babakankaret tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) oleh Bapak Rianda Dirkareshza, S.H., M.H. Materi menekankan tanggung jawab kolektif warga dalam menjaga kebersihan rumah, saluran air, dan lingkungan umum, serta pentingnya pemilahan dan pengelolaan sampah organik dan non-organik. Warga didorong menanam tanaman bermanfaat dan merawat taman sekitar, dilarang menebang pohon sembarangan, mencemari fasilitas umum, dan menempatkan barang pribadi di jalan umum. 


Dalam aspek kesehatan lingkungan, disampaikan larangan membuang sampah sembarangan, membangun kandang ternak tanpa izin, serta kewajiban mengelola limbah dan menjaga kebersihan kandang. Pemerintah desa juga berkewajiban menyediakan sarana pemilahan sampah dan mendukung program ini melalui wadah penjualan hasil non-organik ke BUMDes. Dengan adanya regulasi ini, pengelolaan lingkungan desa diarahkan untuk menjadi bagian integral dari strategi pencegahan stunting dan peningkatan kesejahteraan warga secara menyeluruh.


Kegiatan ditutup pukul 16.00 dengan pembagian 30 paket sembako bergizi kepada para ibu yang memiliki anak dalam program pencegahan stunting. Paket tersebut berisi daging ayam kampung, telur, aneka sayuran segar (bayam, buncis, kacang panjang, mentimun, tomat), buah-buahan (apel fuji dan pir), susu UHT full cream, dan biskuit kelapa. 


Penyaluran bantuan ini diharapkan dapat membantu pemenuhan gizi keluarga secara langsung. Melalui pendekatan terpadu yang menggabungkan edukasi lingkungan, pemberdayaan ekonomi, literasi digital, dan penyuluhan gizi, program DPPM ini menunjukkan bahwa pencegahan stunting dapat dilakukan secara kolaboratif dan berkelanjutan. 


Pemberian sembako tersebut dilakukan sebagai wujud konsistensi pencegahan stunting jangka pendek dan kegiatan lainnya sebagai wujud pencegahan stunting jangka menengah dan seuruhnya berkaitan mendukung judul “Pemberdayaan Santri Disabilitas dalam Pencegahan Stunting untuk Mencapai Generasi Bebas Stunting Melalui Green Business”.


Kategori : News


Editor      : ARS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama