JAKARTA, suarapembaharuan.com – Dalam upaya mendorong kemandirian dan peningkatan kualitas hidup kelompok rentan, Tim Pengabdian kepada Masyarakat melaksanakan program bertajuk “Pemberdayaan Masyarakat Desa Babakankaret melalui Daur Ulang Plastik: Pengelolaan Bank Sampah dengan Mesin Pencacah”.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pemberdayaan Desa Binaan Tahun Pendanaan 2025 yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi pendanaan Tahun kedua, Tahun 2025. Kegiatan berupa pelatihan intensif kepada Kelompok Tani Desa Babakankaret dalam pengelolaan bank sampah (demonstrasi mesin pencacah sampah).
Kegiatan berlangsung dari pukul 13.00 hingga 15.00 WIB di Balai Pertemuan Kelompok Tani dan diikuti dengan antusias oleh para peserta. Kegiatan ini bertujuan membekali peserta dengan keterampilan teknis dalam mengelola sampah plastik menjadi bahan baku bernilai ekonomi tinggi. Narasumber utama, Ir. Fahrudin, S.T., M.T., selaku Koordinator Program Studi Teknik Mesin, memaparkan pentingnya pemilahan sampah plastik berdasarkan jenis (PET, HDPE, LDPE) serta menjelaskan peluang pasar yang terbuka berkat regulasi nasional yang mewajibkan penggunaan bahan daur ulang dalam industri kemasan.
Sesi praktik dipandu oleh Muhammad Rasyiid Wijaya, Mahasiswa Teknik Mesin UPN “Veteran” Jakarta, memperkenalkan komponen-komponen utama mesin, seperti reducer, kopling, motor penggerak, gearbox, pisau pencacah, dan corong pemasukan. Peserta diberi pemahaman tentang SOP pengoperasian, fitur keamanan otomatis, dan prosedur pembersihan mesin. Narasumber juga memandu peserta dalam pengoperasian, perawatan, serta prosedur keselamatan mesin pencacah berkapasitas 7 kilogram per jam.
Dalam satu siklus, mesin ini mampu menghasilkan hingga 50 kilogram cacahan plastik. Hasil cacahan, seperti dari tutup botol, bahkan dapat diolah kembali menjadi produk bernilai seperti medali dan tatakan gelas. Salah satu peserta, Bapak Marti, turut melakukan uji coba langsung sebagai bentuk penerapan keterampilan yang telah dipelajari. Kegiatan ini ditutup dengan diskusi mengenai langkah keberlanjutan, termasuk penyusunan jadwal operasional mesin, sosialisasi pemilahan sampah kepada masyarakat, serta penjajakan kerja sama dengan pengepul dan industri daur ulang.
Pelatihan ini diharapkan menjadi pijakan awal terbentuknya sistem pengelolaan sampah mandiri berbasis desa, sekaligus membuka peluang usaha baru bagi kelompok tani. Dengan dukungan teknologi tepat guna dan pendampingan berkelanjutan, Desa Babakankaret berpotensi menjadi desa percontohan yang bersih dan produktif secara ekonomi, sekaligus mendukung kebijakan daur ulang nasional.
Kategori : News
Editor : ARS
Posting Komentar