TANGERANG, suarapembaharuan.com — Dalam upaya menggabungkan pendidikan inklusif dengan praktik ramah lingkungan, Universitas Mercu Buana (UMB) bersama Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al Husna Cipadu resmi meluncurkan 'Laundry Inklusif Berbasis Sekolah dengan Sistem Drainase Ramah Lingkungan'. Program ini menjadi langkah strategis dalam membekali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan keterampilan hidup nyata, sekaligus menciptakan ekosistem sekolah yang berkelanjutan.
Didanai melalui skema Hibah Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat dari Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), program ini diharapkan menjadi model pembelajaran praktis sekaligus unit usaha inklusif bagi sekolah-sekolah di Indonesia.
Melibatkan tim dosen dan mahasiswa UMB, program ini dipimpin oleh Dr Desiana Vidayanti, MT, bersama Oties T Tsarwan, ST, MT, Dr Dewi Murtiningsih, Shella Agista, Sulung Wiwitwijaya dan Belfa Yulita Nur Asifa. Kegiatan yang dilakukan meliputi penyediaan perangkat laundry lengkap, pembangunan sistem drainase ramah lingkungan seperti bak pengendap dan sumur resapan berfilter, hingga pelatihan intensif bagi guru dalam mendampingi siswa ABK.
"Kami ingin menghadirkan ruang pembelajaran yang nyata bagi siswa ABK agar mereka memiliki keterampilan hidup sekaligus rasa percaya diri. Unit laundry ini akan menjadi sarana belajaran sekaligus peluang usaha bagi sekolah," ungkap Dr Desiana saat peresmian program.
Peluncuran unit laundry inklusif ini disambut antusias oleh keluarga besar SIT Al Husna. Tidak hanya meresmikan unit usaha, kegiatan juga diisi dengan workshop manajemen bisnis laundry serta pengenalan sistem drainase ramah lingkungan yang mendapat perhatian tinggi dari peserta. Acara dihadiri langsung oleh kepala sekolah, para guru, staf sekolah, dan orang tua siswa.
Kepala SIT Al Husna, Hj Anizar, ST, MPd, mengapresiasi penuh kolaborasi ini, seraya menyatakan bahwa kebutuhan akan pembelajaran praktis bagi ABK telah lama dinantikan pihak sekolah.
"Kami sangat berterima kasih atas terwujudnya program ini, karena kami sudah lama ingin agar anak-anak ABK di Al Husna mendapat pembelajaran hard skill antara lain laundry untuk bekal mereka di masa depan," ujar Hj Anizar.
Berdasarkan hasil evaluasi awal, program ini berhasil meningkatkan kompetensi guru dalam penggunaan perangkat laundry serta pengelolaan sistem drainase ramah lingkungan. Bahkan, unit usaha laundry inklusif ini kini tidak hanya menjadi media pembelajaran, tetapi juga sumber pendapatan tambahan bagi sekolah.
Ke depan, UMB berharap model serupa dapat diadopsi oleh sekolah inklusif lainnya sebagai wujud nyata dari pendidikan berbasis kemandirian dan keberlanjutan lingkungan. Dengan sinergi antara dunia pendidikan tinggi dan sekolah, harapan menciptakan ruang belajar yang adaptif, ramah lingkungan, dan memberdayakan semua siswa termasuk ABK kini semakin nyata.
Kategori : News
Editor : AHS
Tetap semangat anak ku Sulung Wiwitwijaya, bawalah almamater mu Universitas Mercu Buana dengan baik,
BalasHapusPesan ku : CONTOHLAH ILMU PADI
Doa kedua orang tuamu selalu mengiringi mu.
Luar biasa SIT Al Husna dan IMB.. Sukses selalu
BalasHapusMasya Allah, tabarakallah Aamiin. Inspiratif & aplikatif
BalasHapusPosting Komentar