Mongol Stress Ungkap Masa Lalu Kelam Lewat Film "Gereja Setan", Diangkat dari Kisah Nyata Pertobatannya

JAKARTA, suarapembaharuan.com – Komedian ternama Mongol Stress membuka lembaran kelam masa lalunya dalam film terbaru berjudul "Gereja Setan", yang diangkat dari kisah nyata perjalanan hidupnya ketika sempat terjerumus dalam sekte pemuja setan. Film yang diproduksi oleh Amazing Grace Production ini dijadwalkan tayang serentak di bioskop Tanah Air mulai 11 September 2025.



Dalam film tersebut, Mongol tidak hanya menjadi pemeran utama, namun juga menjadi sosok yang menghidupkan kembali trauma spiritualnya di masa lalu. Ia mengungkapkan bahwa keikutsertaannya dalam film ini bukan karena alasan materi, tetapi sebagai bentuk tanggung jawab moral untuk menyampaikan pesan penting kepada masyarakat.


"Jujur dari 41 film yang gue mainkan, film ini yang dibayar paling murah. Yang gue cari bukan duit. Kalau karena duit, mending gue stand up, cukup 15 menit, Rp 150 juta masuk ke rekening. Gue kan komika termahal se-Indonesia. Ngapain main film dari pagi sampai malam," ungkap Mongol saat ditemui di Epicentrum Kuningan, Jakarta, Sabtu (6/9/2025).


Lebih lanjut, Mongol menyebutkan bahwa film ini adalah bentuk refleksi spiritual yang ingin ia bagi kepada publik. Ia berharap agar masyarakat tidak meniru jejak kelam yang pernah dilaluinya.



"Tapi gue mau main disini karena ada pesan positif dari film ini agar umat beragama tidak menyimpang dari keimanan mereka. Dan agar orang lain tahu, pengalaman pahit gue untuk bertobat itu tidak mudah," lanjutnya.


Kisah Nyata yang Mencekam dan Sarat Makna


Film "Gereja Setan" disutradarai oleh Daniel Tito Pakpahan, dan menceritakan kisah tragis seorang wanita muda bernama Ribkha, yang diperankan oleh Kathleen Carolyne. Ribkha digambarkan sebagai perempuan yang tengah menghadapi ujian hidup berat: hamil di luar nikah dan ditinggal mati oleh kekasihnya secara misterius. Tekanan semakin besar ketika orangtuanya sendiri mengusirnya karena malu, memaksanya hidup terasing di luar kota.


Di tengah kesepian dan keputusasaan, Ribkha bertemu Gladys, yang kemudian memperkenalkannya kepada Hendrik (diperankan oleh Mongol Stress), seorang pemimpin kelompok pemuja setan. Dalam kondisi rentan, Ribkha pun terseret masuk ke dalam dunia gelap kelompok tersebut. Lambat laun, ia menyadari bahwa dirinya dijadikan calon pengantin Iblis dalam sebuah ritual mengerikan.


Namun, melalui sisa-sisa ingatannya tentang pengalaman spiritual di masa lalu, Ribkha berusaha keluar dari lingkaran setan itu. Ia mulai mencari kembali jalan kepada Tuhan dan membangun kembali keimanannya, demi menyelamatkan diri dan bayinya dari kehancuran.



Pesan Moral dan Kekuatan Iman


Menurut Mongol, film ini bukan sekadar hiburan atau film horor biasa. Lebih dari itu, "Gereja Setan" menyimpan pesan moral mendalam tentang bahaya penyimpangan iman dan pentingnya kekuatan spiritual dalam menghadapi kegelapan hidup.


"Gue selalu ingin bertemu orang untuk ngomongin satanic, bukan untuk mendalami, tetapi untuk melakukan sesuatu untuk menyelamatkan penyesatan tersebut. Dan lewat film ini, pesan yang gue ingin sampaikan untuk semua warga negara tanpa memandang suku dan agama: salah satu kekhawatiran hidup adalah penyimpangan dalam iman. Ini yang harus kita waspadai bersama ya," tegas Mongol.


Ia berharap film ini tidak menimbulkan kontroversi, melainkan membuka kesadaran masyarakat akan pentingnya memperkuat fondasi keimanan, terutama bagi generasi muda yang rentan terhadap pengaruh negatif.


Deretan Pemeran dan Jadwal Tayang


Selain Mongol dan Kathleen, film ini juga dibintangi oleh sederet nama populer lainnya seperti Jonas Rivanno, Bebby Fey, Millen Cyrus, Roweina Umboh, Max Metino, Maddy Slinger, dan Richard Ivander. Perpaduan antara kisah nyata, elemen drama psikologis, serta nuansa spiritual menjadikan "Gereja Setan" sebagai film yang berbeda dari film-film bergenre horor religi pada umumnya.


Dengan latar cerita yang kuat, akting yang emosional, dan pesan yang menyentuh, "Gereja Setan" diyakini akan menggugah hati banyak penonton dan menjadi bahan refleksi spiritual di tengah derasnya arus kehidupan modern.


Kategori : News


Editor      : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama