Di ICEA 2025 Kaltim Prima Coal Raih Award Sekaligus Tercetus Deklarasi Bali

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Dalam menjaga bumi tetap hijau dengan cara menjalankan sistem ekonomi sirkular atau daur ulang, PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan, mengolah air baku sisa operasional pertambangan menjadi air sehat yang siap pakai.



Menurut Manager external relation dari KPC - Nanang Supriyadi, air yang telah disterilkan tersebut disalurkan kepada masyarakat luas yang tinggal di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur melalui saluran yang dimiliki oleh PDAM.


"Kami menyalurkan air baku dengan kapasitas 100 liter/detik kepada sekitar 13.000 rumah sehingga 40.000 masyarakat dapat menerima manfaat air bersih. Program yang kami jalankan ini dinamakan water care atau peduli pada air," ungkap Nanang usai KPC memperoleh award pada gelaran Indonesian Circular Economy Award (ICEA) 2025 di Grand Mercure Seminyak Bali pada Selasa (18/11).


Nanang menambahkan, bentuk ekonomi sirkular lainnya yang dijalankan oleh KPC adalah menggunakan oli bekas sisa operasional blasting (peledakan). Oli bekas tersebut dimanfaatkan sebagai substitusi bahan baku solar dengan komposisi 100 persen oli bekas pada pembuatan bahan peledak ANFO-Emulsi.


Selain itu untuk mencegah erosi di area pertambangan, KPC lanjut Nanang juga memanfaatkan ban bekas ukuran besar dari kendaraan operasional yang digunakan. "Ban-ban bekas tersebut kami desain sedemikian rupa dan diikat satu sama lain agar kuat sehingga bisa memperlambat gerakan air (erosi) ditempat reklamasi yang perusahaan kerjakan," lanjut Nanang menambahkan.


Seperti diketahui sebelumnya jelang penyelenggaraan ICEA 2025 setelah digelarnya Conference on Circular Economy and Sustainability (ICCES) yang mengadopsi seri ISO 59000, para peserta sepakat menghasilkan 6 butir deklarasi.


Adapun 6 butir deklarasi tersebut meliputi :


1. ICCES mencatat dengan keprihatinan yang mendalam krisis planet global saat ini yang ditandai dengan meningkatnya tekanan lingkungan, risiko terkait iklim serta penurunan keanekaragaman hayati yang berkelanjutan. ICCES mengakui dan harus memiliki tanggung jawab bersama untuk merespons secara kolektif dan efektif.


2. ICCES menggarisbawahi pentingnya mempercepat transisi dari model linier menjadi sirkular diseluruh sektor bisnis dan layanan publik untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan, meningkatkan efisiensi sumber daya dan mendukung ketahanan lingkungan jangka panjang. 


3. ICCES menekankan perlunya memperkuat pengembangan kapasitas dan Sumber Daya Manusia (SDA) dalam mendukung tujuan ekonomi sirkular, termasuk upaya untuk memperluas keterampilan hijau, pekerjaan hijau dan peluang kerja hijau.


4. ICCES menyatakan dukungan kuat terhadap peningkatan kerja sama internasional, termasuk proyek kolaboratif, penelitian bersama, inisiatif pelatihan dan pertukaran pengetahuan sebagai jalur penting untuk memajukan sirkularitas di tingkat global.


5. ICCES mendorong koherensi dan integrasi kebijakan yang lebih besar diseluruh sektor dan kelompok pemangku kepentingan serta menyoroti nilai keterlibatan inklusif dan multi-pemangku kepentingan untuk memastikan implementasi praktik ekonomi sirkular yang efektif.


6. ICCES menegaskan kembali komitmen untuk mempromosikan prinsip-prinsip ekonomi sirkular di lingkup pengaruh masing-masing stakeholder dan untuk memajukan kepemimpinan yang melindungi keanekaragaman hayati, mendukung pengelolaan lingkungan dan tantangan yang muncul sedini mungkin.


Kategori : News


Editor      : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama