JAKARTA, suarapembaharuan.com - Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi Gereja Katolik dalam merayakan Tahun Yubileum Penebusan yang penuh pengharapan. Dalam semangat ini, Gereja menegaskan kembali perhatian kepada kaum muda sebagai simbol harapan bagi masa depan dunia.
Sejalan dengan semangat tersebut, Unika Atma Jaya (UAJ) mengambil bagian dalam perayaan iman kaum muda di kancah global dengan menjadi rumah pentahtaan salib dan ikon Bunda Maria (Salus Populi Romani) World Youth Day (WYD). Perayaan ini merupakan bagian dari rangkaian Hari Orang Muda Sedunia 2027 yang akan diadakan di Seoul, Korea. Dilaksanakan di Hall Karol Wojtyla (KW), Kampus Semanggi pada 8 November 2025, acara ini menjadi yang pertama digelar di wilayah Asia Timur.
WYD merupakan perayaan iman kaum muda Katolik dari berbagai negara untuk memperdalam iman dan relasi dengan Kristus melalui doa dan sakramen.
Salib Pemuda, simbol utama perayaan ini, pertama kali dipercayakan oleh Paus Yohanes Paulus II kepada kaum muda Basilika Santo Petrus, Roma, tahun 1984.
Sejak saat itu, salib ini telah diarak keliling dunia, berpindah dari dari satu negara ke negara lain sebagai simbol dari persaudaraan dan pengharapan generasi muda Katolik. Sedangkan ikon Bunda Maria melambangkan Bunda Gereja yang mendampingi kaum muda dalam mengikuti Kristus.
Ikon ini berasal dari devosi khusus Paus Yohanes Paulus II pada Maria sebagai Salus Populi Romani artinya pelindung umat Roma.
Sebagai universitas katolik yang memperhatikan generasi muda, UAJ senantiasa membimbing mahasiswa untuk bertemu, berdoa, dan menjadi saksi kasih Kristus di tengah kehidupan sehari-hari. Melalui perayaan ini, UAJ mengajak mahasiswa mendalami pemaknaan salib dan ikon Salus Populi Romani WYD sebagai simbol kasih Allah bagi seluruh umat manusia.
Ketua Pengurus Yayasan Atma Jaya Linus M. Setiadi, menyampaikan bahwa kehadiran salib dan ikon WYD memiliki makna mendalam bagi komunitas Atma Jaya.
“Semoga kehadirannya di Atma Jaya menjadi pengingat akan tanda kasih dan panggilan iman bagi kita semua, terutama komunitas Atma Jaya, untuk terus menimba kekuatan dari Kristus dengan pendampingan dari Bunda Maria dalam berkarya untuk Tuhan dan Tanah Air,” ungkap Linus.
Ia berharap para mahasiswa Unika Atma Jaya senantiasa menjadi pewarta kasih Tuhan di dunia.
“WYD mengingatkan bahwa kaum muda memiliki tempat spesial dalam Gereja. Sehingga, seperti salib yang terus dibawa berkeliling, kaum muda khususnya mahasiswa Unika atma Jaya, harus terus menjadi pewarta kasih Tuhan kepada dunia,” tutupnya.
Masih dalam semangat dan syukur yang sama, UAJ menggelar talkshow sebagai ruang berbagi iman bersama Sekretaris Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia Pastor F. Kristi Adi Prasetya dan salah satu delegasi WYD Indonesia Nathaniel Marvel Arifin.
“Ketika memandang salib ini, kita diingatkan bahwa Kristus menyelamatkan kita bukan dengan meninggikan diri-Nya sendiri, tetapi Yesus disalib untuk kita. Melalui momen ini, diharapkan kita menyadari makna ‘aku diutus dan aku ada untuk siapa?’. Dan jika berat, Bunda Maria akan menemani kita dalam ziarah misi kita, sama seperti beliau menemani Yesus dalam duka citanya,” jelas Romo Kristi.
Sebagai puncak refleksi, diselenggarakan Perayaan Ekaristi Kaum Muda, yang menjadi sarana membangun kebersamaan antara mahasiswa, dosen, dan umat Katolik di sekitar lingkungan kampus. Persinggahan salib dan ikon WYD di UAJ kali ini bukan sekedar seremonial, namun menjadi sebuah simbol nyata bahwa semangat persaudaraan dan pelayanan kaum muda akan terus tumbuh sebagai terang dunia, menyalakan iman, harapan, dan kasih Kristus di kampus maupun masyarakat.
“Bawalah salib ini ke seluruh dunia sebagai tanda kasih Yesus kepada umat manusia” - Paus Yohanes Paulus II.
Kategori : News
Editor : AHS




Posting Komentar