Bangun Bisnis Bareng AI, Kolaborasi Keluarga Hadapi Tantangan Era Digital

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Di tengah laju perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang semakin cepat, pertanyaan mengenai peran teknologi ini terus mengemuka. Sebagian masyarakat masih memandang AI sebagai ancaman yang berpotensi menggantikan manusia, sementara lainnya melihat AI sebagai peluang untuk tumbuh dan berinovasi. Perspektif optimistis inilah yang diangkat dalam buku Bangun Bisnis Bareng AI, sebuah karya yang menghadirkan pendekatan berbeda dalam memahami dunia bisnis dan teknologi.



Hal tersebut menggugah ayah dan dua anak, yakni Adi Putera Widjaja bersama Michael Suryadarma Wijaya dan Nicolas Wiradarma Wijaya membuat buku tentang bagaimana membangun bisnis dengan menggunakan AI sebagai pelengkap, dimana buku yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo ini lahir bukan hanya sekedar menjadi panduan bisnis, Bangun Bisnis Bareng AI berangkat dari ruang keluarga, obrolan lintas generasi, serta eksperimen kreatif yang menjadikan AI sebagai partner berpikir.


"Lewat buku ini kami mencoba menjabarkan bagaimana bisnis yang kita bangun dengan mengandalkan bantuan AI dimana kita menilai AI tidak diposisikan sebagai 'mesin pintar' yang serba tahu, melainkan sebagai teman diskusi yang membantu memperluas sudut pandang dan memicu lahirnya ide-ide baru," ujar Adi Putera dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/12/2025).  


Ditambahkan Adi, melalui buku ini, pembaca diajak melihat bagaimana AI dapat berperan sebagai katalis dalam proses membangun bisnis. Mulai dari tahap perancangan produk, penyusunan konten, hingga simulasi bisnis sederhana, AI digambarkan sebagai alat bantu yang mempercepat proses belajar dan pengambilan keputusan. 



"Kita mencoba merujuk pada pendekatan bahwa teknologi dapat dimanfaatkan secara praktis tanpa harus menghilangkan peran manusia sebagai pengendali utama, bukan sebaliknya kita yang mengikuti alur teknologi," tegasnya. 


Adi Putera Widjaja, yang dikenal sebagai seorang serial entrepreneur, menegaskan bahwa AI tidak seharusnya dipandang dengan rasa takut. 


"AI bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti. Justru sebaliknya, ia melihat AI sebagai ruang dialog baru yang diharapkan bisa membantu menantang asumsi, membuka alternatif, dan mendorong keberanian untuk mulai," tukasnya.



Nilai yang ingin disampaikan lewat buku ini pun berupaya dijabarkan secara sederhana namun masih relevan dengan kondisi saat ini karena bisnis, menurut Adi dan kedua putranya, tidak selalu harus dimulai dari rencana besar dan sempurna. Sebaliknya, usaha dapat tumbuh dari rasa ingin tahu, kemauan untuk mencoba, serta proses belajar yang dilakukan secara berulang. 


"Lewat cara pandang ini kami harap mampu membangun mentalitas adaptif bagi generasi muda yang hidup di tengah perubahan teknologi yang cepat," tandasnya. 


Keunggulan lain dari Bangun Bisnis Bareng AI terletak pada gaya penyampaiannya yang ringan dan membumi. Bahasa yang digunakan dekat dengan realitas anak muda, sehingga konsep AI dan bisnis tidak terasa rumit. Buku ini juga menghadirkan konteks Gen Z melalui contoh-contoh yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, membuat pembaca lebih mudah memahami dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi.


Narasi dalam buku semakin diperkaya dengan kehadiran cerita reflektif tentang tokoh muda bernama Fajar. Melalui pengalaman Fajar, pembaca diajak menyadari bahwa AI tidak menghilangkan peran manusia dalam mengambil keputusan. Sebaliknya, teknologi justru mendorong keberanian untuk melangkah lebih dulu, meski belum sepenuhnya siap. Kisah ini menjadi cerminan kegelisahan sekaligus harapan generasi muda dalam memulai bisnis di era digital.


Lebih dari sekadar buku bisnis, Bangun Bisnis Bareng AI juga menyentuh isu literasi AI dan pentingnya kolaborasi lintas generasi. Dengan gaya storytelling yang segar dan visual modern, buku ini terasa seperti percakapan santai tentang masa depan, bukan bacaan yang menggurui. Pesan yang disampaikan pun cukup kuat, bahwa teknologi tidak harus menjauhkan relasi manusia. Dalam konteks keluarga, kolaborasi justru dapat semakin erat ketika teknologi dimanfaatkan sebagai sarana belajar dan berkreasi bersama.


Buku ini menjadi bacaan yang relevan bagi pelajar, mahasiswa, hingga kreator muda yang ingin memahami dunia bisnis tanpa tekanan istilah teknis yang rumit. Bangun Bisnis Bareng AI menawarkan titik awal yang bersahabat untuk mengenal AI sebagai mitra dalam berpikir dan bertindak. Pada akhirnya, buku ini mengajak pembaca memandang masa depan dengan lebih optimistis, bahwa manusia, keluarga, dan mesin dapat tumbuh bersama, saling melengkapi, serta menciptakan kemungkinan-kemungkinan baru.


Bagi masyarakat yang ingin memiliki buku Bangun Bisnis Bareng AI, karya kolaborasi Adi Putera Widjaja, Michael Suryadarma Wijaya, dan Nicolas Wiradarma Wijaya ini sudah tersedia di toko Gramedia terdekat maupun dapat diperoleh secara daring melalui situs Gramedia.com.


Kategori : News


Editor      : AHS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama