RE Nainggolan: Saatnya Bersatu Benahi Kota Medan

MEDAN, suarapembaharuan.com - Tokoh masyarakat Sumut, Dr RE Nainggolan, MM menyambut dengan hangat penetapan Bobby Nasution dan Aulia Rahman sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih oleh KPU Kota Medan, kemarin, sebagai etape terakhir rangkaian proses Pilkada Kota Medan, yang disebutnya punya makna dan karakteristik yang khusus karena dilakukan di tengah pandemi Covid-19.



“Kita angkat topi, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh penyelenggara, KPUD dan Bawaslu Medan hingga ke seluruh petugas di TPS, Pemko Medan, dan semua pihak yang telah ikut berperan serta menyukseskan agenda penting tersebut,” katanya kepada wartawan, Jumat (19/2/2021) di Medan.


Dengan penetapan itu, RE Nainggolan mengingatkan Bobby dan Aulia bukan lagi milik satu pihak. 



“Lupakan sudah soal nomor urut. Beliau berdua sekarang milik semua warga Medan, baik yang memilihnya maupun yang tidak. Di waktu yang sama, inilah saatnya seluruh masyarakat juga kembali bersatu, sebagai sesama warga yang tentunya memiliki perhatian dan kepedulian yang sama terhadap kemajuan kota tercinta ini," ujar RE Nainggolan.


Duet Bobby dan Aulia menurutnya sudah ditunggu tugas berat. “Tanpa menyampingkan semua hal baik yang sudah dilakukan para pendahulunya, kota Medan butuh pembenahan mendasar di banyak aspek. 



Perbaikan jalan, kebersihan dan keindahan kota ,perbaikan dan kebersihan  saluran air untuk mencegah banjir yang selalu berulang, keamanan, peningkatan pelayanan publik, pelayanan kesehatan dgn BPJS untuk semua warga dan berbagai hal yang juga sudah disebut dalam visi misi pasangan Bobby dan Aulia,” katanya.


Secara khusus, birokrat kawakan yang pernah menjadi Sekdaprovsu dan Bupati Tapanuli Utara itu menyinggung soal “predikat buruk” kota Medan yang beberapa waktu lalu disebut sebagai kota terjorok di Indonesia. 



“Ini harus diterima sebagai cambuk untuk menjadi lebih baik. Manajemen dan pengelolaan sampah di Medan harus dibenahi secara menyeluruh,” katanya.


Pada bagian lain, RE juga menyebut problem intoleransi yang belakangan ini makin kerap mencuat di kota Medan juga harus menjadi atensi Bobby dan Aulia, tentu saja bersinergi dan bekerja sama dengan unsur pimpinan daerah lainnya dan segenap komponen masyarakat terutama para tokoh agama.


Dia juga mengimbau semua kepala daerah yang sudah selesai dari proses gugatan di Mahkamah Konstitusi agar sungguh sungguh memberikan hati, waktu, dan pikirannya untuk membangun daerah. 



“Dengan situasi Indonesia sekarang, kemajuan sebuah daerah sungguh-sungguh tergantung kepada kepala daerahnya. Apakah mereka hanya menjalankan rutinitas apalagi yang bersifat formalitas dan normatif, atau bisa melakukan terobosan dan inovasi? Apakah mereka punya integritas sehingga terhindar dari jebakan korupsi, termasuk ketelitian dalam pengangkatan dan jenjang karier para staf yang sungguh-sungguh memperhatikan kemampuan, bukan soal-soal lain? Ini tantangannya,” katanya.


RE kemudian menitikberatkan perlunya membangun dan memperkuat jaringan terutama dengan pemerintah pusat dan provinsi. 



“Jangan menjadi seperti raja, yang merasa tidak membutuhkan siapa pun. Tak akan berhasil jika pola pikirnya seperti itu. Pemerintahan itu sebenarnya satu kesatuan dalam semua tingkatan. Semua harus sinergi, saling terkait, saling membutuhkan, saling mendorong. Barulah pembangunan bisa terwujud dan yang lebih penting lagi, member manfaat optimal bagi seluruh warga masyarakat,” pungkasnya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama