Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Kabupaten Pasaman

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Gempa dengan magnitudo 4,9 mengguncang Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar), Sabtu (12/6/2021). Tidak ada korban jiwa akibat gempa tersebut.


Istimewa

Berdasarkan hasil pemodelan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa yang terjadi tersebut, dipastikan tidak berpotensi tsunami.


BMKG menyatakan gempa bumi ini terletak pada koordinat 0.05 LS dan 100.03 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada 25 Km barat daya Pasaman, Sumbar pada kedalaman 10 Km. 


Melalui rilis yang dikeluarkan Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang, diketahui lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi tersebut merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Sumatera segmen Sianok.   


Guncangan gempa ini dirasakan di wilayah Agam II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang), kemudian di wilayah PadangPanjang, Bukittinggi, Pariaman, Padang, Lubuk Basung I-II MMI. 


Senada dengan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasaman, gempa dirasakan kuat dan berayun di Lubuk Sikaping selama kurang lebih 5 detik. 


Hingga berita ini dirilis belum ada laporan kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Sementara petugas masih melakukan pemantauan situasi pascagempa.


BMKG juga menginformasikan, hingga pukul 05:00 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan belum adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). 


BMKG juga merekomendasikan kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa sebelum kembali ke dalam rumah.  


Sementara menurut kajian InaRISK BNPB, Kabupaten Pasaman, Sumbar memiliki risiko bencana gempa sedang hingga tinggi denga luas risiko 24.202 atau 7 kecamatan terpapar. BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan siap siaga dalam menghadapi potensi bahaya gempa.


Fenomena alam ini belum dapat diprediksi waktu terjadinya. Korban luka-luka atau bahkan meninggal dunia saat gempa terjadi umumnya disebabkan reruntuhan bangunan dan bukan gempanya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama