Aktivis 98: Buku Karya Christian Orchard 'Nasionalisme BUMN di Perusahaan BUMN Perkebunan' Penerus Ideologi Bung Karno

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Buku karya karyawan PT Perkebunan Nusantara III Christian Orchard Perangin - angin berjudul Nasionalisme Di Perusahaan Nasionalisasi Menuju Profesionalisme BUMN Perkebunan menjadi 'buah bibir' dikalangan karyawan BUMN perkebunan. Buku setebal 478 halaman yang terdiri dari lima BAB itu, menurut aktivis 98 Sahat Simatupang, memperlihatkan ideologi dan warna berfikir Christian Orchard yang sesunguhnya. 


Sahat Simatupang (SP)

Menurut Sahat, ditengah seringnya perselisihan antara warga dengan BUMN perkebunan terutama menyangkut lahan, buku Christian mengingatkan cita - cita kemerdekaan dan pembentukan sebuah negara.


"Sejarah mencatat pada masa penjajahan Belanda memperlihatkan praktik - praktik yang jauh dari prikemanusiaan seperti penindasan, pembodohan dan ketidakadilan hingga sebuah deklarasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 mengakhiri semua itu," kata Sahat Simatupang, Senin (10/01/2022), usai membedah buku Nasionalisme Di Perusahaan Nasionalisasi Menuju Profesionalisme BUMN Perkebunan karya Christian Orchard Perangin - angin.


Sahat mengatakan, setiap negara tidak akan mau mengkompromikan kepada pihak manapun hal - hal yang menyangkut kedaulatan. Salah satu kedaulatan negara, ujar Sahat, adalah tanah dan batas wilayah." Pada aspek ini, PTPN sebagai perusahaan atau badan usaha milik negara yang diberikan tugas oleh negara mengelola tanah yang sebenarnya bukan ciptaan tangan manusia, namun harus dikelola dengan penuh keadilan. Prinsip tanah adalah anugerah Tuhan sang pencipta seharusnya menjadi landasan PTPN mengelola tanah agar tidak timbul sengketa lahan dengan rakyat." ujar Sahat.


Di dalam buku karya Christian, sambung Sahat, wujud kemerdekaan diuraikan secara gamblang bagaimana PTPN menjembatani negara dan warga negara ditengah - tengah kemajemukan dalam bingkai Pancasila." Buku karya Christian juga menyinggung kedaulatan ekonomi persis seperti Tri Sakti Bung Karno dan ide ekonomi kerakyatan Bung Hatta. Jadi cara berfikir Christian sebagai karyawan PTPN lain dari karyawan lainnya. Dia berfikir out of the box dan keluar dari zona nyaman." ujar Sahat.


Hebatnya lagi, kata Sahat, didalam buku Christian, terselip pencerahan mendahului keriuhan politik akibat kesalah pahaman sebagian warga negara terhadap ide Bung Karno tentang Trisila dan Ekasila yang sempat hangat saat pembahasan Rancangan Undang - Undang Haluan Idelogi Pancasila 2020 lalu.


"Buku saudara Christian Orchard Perangin - angin diterbitkan 2017, didalam bukunya dia menjelaskan secara rinci asal usul pernyataan Bung Karno soal Pancasila 1 Juni 1945 yakni Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia); Internasionalisme (Peri kemanusiaan); mufakat (Demokrasi); kesejahteraan sosial dan Ketuhanan Yang Maha Esa (Berkebudayaan) dan ide bung karno tentang alternatif Trisla yakni socio - nationalisme; socio democratie dan ke - Tuhanan. Sedangkan Ekasila menabahkan gotong royong kedalamnya. Jadi tidak ada lagi perdebatan tentang Pancasila. Bahwa pada 1 Juni 1945 nama yang dipilih sebagai dasar negara kita adalah Pancasila (nama Trisila dan Ekasila yang tidak terpilih)." ujar Sahat.


Sahat menambahkan, pelibatan TNI - Polri didalam menjaga BUMN tak lepas dari perhatian penulis. Pada halaman 63, Christian Orchard, sambung Sahat, mengingatkan TNI sebagai tentara rakyat  yaitu tentara yang anggotanya berasal dari warga negara dan tentara profesional yakni tentara yang terlatih, terdidik, tidak berpolitik praktis, menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, menghormati HAM, ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi.


Inti buku Christian Orchard, ujar Sahat, ada pada halaman 155 hingga 236 mengulas kehadiran BUMN perkebunan untuk kesejahteraan rakyat dan privatisasi bukan asingisasi. BUMN, seperti ditulis Christian, pada dasarnya memainkan dua peran pokok yakni sebagai perusahan negara yang mencari keuntungan untuk menambah devisa negara (agent of business) dan sebagai sarana bagi pemerintah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam upaya upaya tugas negara mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. 


"Christian Orchard mengingatkan pada kita semua bahwa Indonesia termasuk yang agak terlambat memasuki era privatisasi dan divestasi BUMN yang mulai terlihat sejak keluarya Instruksi Presiden kepada 50 BUMN bersiap - siap melakukan go public pada 1989 lalu. Buku karya Christian Orchard bisa menjadi referensi kepada calon pejabat perusahaan milik negara khususnya BUMN perkebunan." tutur jurnalis senior Tempo ini. 


Namun saat yang sama, sambung Sahat, Christian mengingatkan kepada kita semua, bahwa privatisasi BUMN akan berakibat pada hilangnya karakteristik BUMN karena akan berorientasi memupuk keuntungan yang harus dihindari mengingat penguasaan BUMN secara monopolistik dalam cabang - cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak.


Kategori : News

Editor     : AHS




Post a Comment

Lebih baru Lebih lama