Gercep, Menparekraf dan Mitra Strategis Majukan Ekonomi Masyarakat di Gampong Ulee Lheue, Aceh

BANDA ACEH, suarapembaharuan.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno gerak cepat (gercep) menjadikan Desa Gampong Ulee Lheue yang terletak di Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh sebagai wisata sejarah religi.


Foto : Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno berkunjung ke Desa Gampong Ulee Lheue yang terletak di Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh sebagai wisata religi dan sejarah. [istimewa]

Menurutnya, wisata religi menjadi daya tarik tersendiri bagi pelancong yang datang ke Desa Wisata Gampong Ulee Lheue. Apalagi tempat tersebut masuk dalam daftar 50 besar desa wisata terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.


Tentu bukan perkara mudah. Mereka telah melalui proses uji standar penilaian tim juri. Nantinya Desa Wisata Gampong Ulee Lheue akan mendapatkan pembinaan dan pendampingan dari mitra strategis Kemenparekraf, yakni Astra.


Dalam kesempatan itu, Mas Menteri disambut dengan tarian Ranup Lampuan. Itu adalah tarian selamat datang yang dibawakan oleh anak-anak. Setelah sesi pemaparan potensi wisata desa itu, Mas Menteri diajak untuk masuk ke Galeri Tsunami. 


"Desa Wisata Gampong Ulee Lheue sarat akan sejarah religi yang dapat menjadi daya pikat bagi para wisatawan," kata Sandiaga dalam keterangannya pada Senin (8/8/2022).


Salah satu paket wisata religi yang bisa ditawarkan nanti saat Banda Aceh diharapkan bisa menjadi host International Halal Tourism and Syariah Creative Economy adalah paket shalat subuh di Masjid Baiturrahman dan shalat Dhuha-nya di Masjid Baiturrahim.


"Hal ini karena ada sejarahnya yaitu saat terbakar atau dibakar, Masjid Baiturrahman ada perintah dari Sultan untuk melaksanakan shalat di Masjid Baiturrahim. Jadi ini yang salah satu menjadi daya tarik baik dari sisi sejarah maupun wisata religi," ungkap Sandi.


Pada kesempatan itu ia diajak untuk masuk ke Galeri Tsunami dan bertemu dengan Delisa, salah seorang korban tsunami tahun 2004 yang kisahnya sempat dijadikan film berjudul “Hafalan Shalat Delisa”.


Sandiaga dan rombongan juga masuk ke dalam Masjid Baiturrahim, yang sempat menjadi saksi bisu peristiwa tsunami tahun 2004 dan kini menjadi cagar budaya. Ia juga berjalan kaki menuju pantai cermin untuk melihat atraksi budaya Tarek Pukat, yaitu sebuah cara tradisional saat menangkap ikan yang dipimpin langsung oleh Panglima Laot.


Sandi juga merespons aspirasi dari nelayan yang berharap bantuan untuk pembangunan Pelabuhan Teluk Panjang yang belum tersentuh sejak tsunami Aceh pada Desember 2004.


Kami akan memberikan bantuan. Karena ini sudah menjadi 50 desa wisata terbaik, jadi kita patut semuanya untuk mengangkat ini menjadi destinasi unggulan," ujar Sandi.  

     

Desa Gampong Ulee Lheue berjarak 21,3 km dari Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda yang dapat ditempuh dalam waktu 30 menit. Bicara daya tarik, desa tersebut memiliki kekayaan alam seperti  Pantai Cermin yang merupakan daerah pesisir.


Wisatawan dapat menikmati berbagai wisata air seperti menggunakan boat untuk berkeliling di area pantai, dan tempat ini juga merupakan pantai ramah anak karena tersedia juga perahu bebek, taman bermain, dan ruang terbuka hijau untuk bersantai. Selain itu yang tidak kalah menarik adalah, wisatawan juga dapat menikmati senja dengan secangkir kopi sambil memancing ikan karena pada sore hari banyak berjajar coffee truck yang tentunya juga dipadati oleh pengunjung.


Kemudian, ada Masjid Baiturrahim. Salah satu masjid bersejarah di Provinsi Aceh. Masjid ini merupakan peninggalan Sultan Aceh pada abad ke-17. Pada saat terjadi gempa dan tsunami 26 Desember 2004 Masjid Baiturrahim adalah satu-satunya bangunan yang tersisa dan selamat.


Kemudian, ada Galeri Tsunami Masjid Baiturrahim, terletak di samping Masjid Baiturrahim yang memajang foto-foto kondisi masjid dan sekitarnya pada saat terjadi gempa dan tsunami. Selain menjadi galeri, masyarakat juga memanfaatkannya sebagai sentra UMKM Desa Gampong Ulee Lheue.


Bicara seni dan budaya, desa itu memiliki warisan seni berupa Tari Ranup Lampuan. Adalah salah satu tarian tradisional yang terkenal dari Aceh dan sering ditampilkan untuk menyambut para tamu terhormat. Lalu ada Tari Rapa’i Geleng, merupakan kesenian tradisional yang berasal dari Aceh di mana gerakan dan syairnya bernafaskan pujian serta salawat, dan masih banyak lagi.


Kategori : News

Editor     : AHS


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama