Litbang Kompas: Capres Bakal Pilih Cawapres yang Tak Ganggu Kinerjanya Ketika Terpilih

JAKARTA, suarapembaharuan.com - Peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu mengatakan bakal calon presiden (capres) dan partai pengusungnya bakal memilih cawapres yang tidak mengganggunya saat terpilih di Pilpres 2024. Bahkan, kata Yohan, cawapres yang diusung adalah orang yang juga mengganggunya ketika maju di di Pilpres 2029. 



"Kalau kita bisa bayangkan variable 2029 bisa menjadi kalkulasi dalam menentukan cawapresnya. Artinya, cawapres yang akan diusung jangan sampai mengganggu capres ketika dia menang nanti dan mencalonkan kembali di 2029," ujar Yohan dalam diskusi publik Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) di Arya Duta Hotel, Semanggi, Jakarta, Jumat (26/5/2023).


Karana itu, kata Yohan, cawapres yang dipilih tidak terlalu memperhitungkan faktor elektoralnya. Pasalnya, kata Yohan, beban elektoral di Pilpres 2024 tetap berada pada figur capres, bukan pada figur cawapres. Hal ini terkonfirmasi dari hasil survei Litbang Kompas terkait preferensi responden memilih apakah berdasarkan sosok capres atau cawapres.


"Sebagian besar (responden) menjawab sosok capresnya, bukan cawapres. Artinya beban elektoral itu pada capres, sementara cawapres itu kami menduga elektoral itu bukan back bone utama," ungkap Yohan.


Tak heran, kata Yohan elektabilitas cawapres yang terekam dalam survei Litbang Kompas seperti Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, hingga Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berada di angka di bawah 15 persen. Elektabilitas tersebut, tutur dia, jauh di bawah elektabilitas sosok capres seperti Capres PDIP Ganjar Pranowo dan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto.


"Elektoralnya itu jauh di bawah capres. Ketika ditanya capres itu dua orang di atas 20 persen seperti Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo," jelas Yohan.



Lebih lanjut, Yohan memprediksi cawapres yang dipilih pada Pilpres 2024 bukan karena faktor elektoralnya, tetapi lebih pada faktor social capital, representasi, keberimbangan dan keterwakilan politik. 


"Kami menduga (cawapres) lebih ke sosial capital, keberimbangan, representasi, hal yang sifatnya ini akan saling melengkapi secara politik dukungan pada capresnya," pungkas Yohan.


Diketahui, Litbang Kompas melakukan survei pada 29 April-10 Mei 2023 secara tatap muka dengan melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia. Survei ini memiliki margin of error 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.


Salah satu hasilnya, terkait elektabilitas cawapres yang menunjukkan Sandiaga berada di angka 11,9 persen, disusul Ridwan Kamil berada di posisi kedua 9,3 persen, Ganjar Pranowo 5,2 persen, Anies Baswedan 4,8 persen, Erick Thohir 4,5 persen, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY 4,1 persen, Prabowo Subianto 3,4 persen, dan Tri Rismaharini 2,2 persen.


Sementara itu, 4,9 persen responden memilih tokoh lainnya,  6,3 persen menjawab 'tidak ada', dan 43,4 persen menjawab 'tidak tahu/rahasia'.


Kategori : News


Editor      : AHS


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama