MEDAN, suarapembaharuan.com — Salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit terkemuka di Indonesia, dan juga produsen benih unggul kelapa sawit, Asian Agri, menampilkan benih DxP Topaz dalam Indonesian Palm Oil Stakeholders Forum (IPOS-Forum) di Hotel Santika Dyandra Premier Convention Center, Medan, Sumatra Utara.
Keikutsertaan perusahaan dalam forum ini menjadi bukti nyata komitmen Asian Agri terhadap pengembangan varietas kelapa sawit unggul melalui pendekatan ilmiah yang berkelanjutan, varietas yang produktif, tahan penyakit, serta teruji secara statistic, sekaligus mendukung pemberdayaan petani sawit di Indonesia.
Sebagai salah satu pembicara dalam IPOS-Forum, Yopy Dedywiryanto, Head of Plant Breeding Asian Agri, mengungkapkan bahwa hingga saat ini lebih dari 200 juta kecambah Topaz telah ditanam di dalam negeri maupun luar negeri. “Hal ini mencerminkan tingginya tingkat kepercayaan dan permintaan terhadap bibit Topaz, sekaligus menjadi bukti nyata komitmen Asian Agri dalam menghadirkan solusi terbaik bagi pelanggan. Benih Topaz yang diproduksi saat ini merupakan benih yang telah teruji dan terbukti mampu menghasilkan produksi hingga 24 ton tandan buah segar (TBS)/hektar pada tahun pertama, sementara pada masa tanaman menghasilkan tahun ketiga hingga tahun keenam, produktivitas rata-rata mencapai 38 ton TBS/hektar. Dengan rendemen minyak sekitar 28%, potensi produksi Crude Palm Oil (CPO) bahkan dapat menembus lebih dari 10 ton/hektar.
Selain itu, Asian Agri juga mengembangkan varietas Topaz GT, yaitu kecambah unggul yang memiliki tingkat toleransi lebih tinggi terhadap penyakit Ganoderma. Pengujian varietas ini dilakukan menggunakan isolat Ganoderma paling agresif yang dimiliki oleh Oil Palm Research Station (OPRS) Topaz. Dengan demikian, petani memperoleh kepastian bahwa Topaz GT memiliki ketahanan lebih baik terhadap serangan Ganoderma, yang merupakan salah satu ancaman utama bagi perkebunan kelapa sawit.
Pada kesempatan tersebut, Yopy menjelaskan bahwa varietas Topaz 1 menjadi pilihan unggulan bagi para petani karena mampu menghasilkan jumlah tandan yang banyak serta bobot tandan yang berat. Ia juga meluruskan informasi yang beredar mengenai rendahnya kandungan minyak pada Topaz 1 berwarna oranye, yang menurutnya tidak benar. “Berdasarkan hasil pengujian terhadap ribuan tandan dan ribuan pokok, tidak ditemukan perbedaan signifikan antara buah berwarna oranye dan merah. Bahkan, buah oranye dari Topaz 1 cenderung memiliki tonase TBS yang lebih tinggi dibandingkan buah merah,” jelas Yopy.
Lebih lanjut, ia menegaskan, “Tanam kecambah unggul Topaz, rawat dengan baik, dijamin petani puas dan pasti naik kelas.” Kehadiran bibit unggul ini memberikan peluang besar bagi petani kelapa sawit untuk meningkatkan produktivitas kebun, memperoleh hasil panen yang lebih stabil, serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.
Pendekatan ini turut mendorong keberlanjutan perkebunan kelapa sawit, karena penggunaan bibit yang produktif dan tahan terhadap penyakit dapat mengurangi potensi kerugian akibat serangan penyakit serta meminimalkan tekanan terhadap perluasan lahan. Dengan demikian, inovasi dalam pengembangan bibit unggul berperan penting dalam mendukung praktik agronomi yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Lebih jauh, upaya ini juga memperkuat ketahanan pangan dan energi nasional dengan memastikan pasokan bahan baku yang stabil, berkualitas, dan berkelanjutan, sekaligus menjadi bagian dari kontribusi sektor perkebunan menuju terwujudnya Indonesia Emas 2045 yang mandiri, berdaya saing, dan berketahanan iklim.
Bibit Topaz tersedia melalui hotline Topaz di 0823 1177 4500 atau email topaz@asianagri.com. Harga varietas Topaz 1, 2, dan 3 adalah Rp 9.500 per kecambah, sementara Topaz GT Rp 19.000 per kecambah.
Tentang Asian Agri
Didirikan pada tahun 1979, Asian Agri merupakan salah satu Perusahaan kelapa sawit terkemuka di Indonesia, yang telah mengelola lebih dari 100.000 hektar Perkebunan kelapa sawit dan mempekerjakan lebih dari 200.000 orang.
Sebagai pelopor Program Inti Perkebunan Rakyat Transmigrasi (PIR-Trans) bersama pemerintah Indonesia, Asian Agri telah bermitra dengan 30.000 petani plasma di Riau dan Jambi, yang secara kolektif mengelola 60.000 hektare Perkebunan kelapa sawit. Perusahaan ini juga menjalin kemitraan dengan petani swadaya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dan mendorong pertumbuhan sosial ekonomi.
Lewat komitmen terhadap praktik berkelanjutan, Asian Agri menjunjung tinggi kebijakan tanpa pembakaran dan menerapkan praktik-praktik terbaik perkebunan untuk membantu petani plasma meningkatkan produktivitas, hasil panen, dan ketertelusuran rantai pasol, serta mendukung perjalanan mereka menuju sertifikasi. Pabrik Asian Agri memanfaatkan teknologi canggih dan energi hijau yang dihasilkan sendiri untuk meminimalkan emisi gas rumah kaca.
Perkebunan Asian Agri serta Perkebunan petani plasma, sepenuhnya bersertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan International Sustainability & Carbon Certification (ISCC), yang menggarisbawahi komitmen Perusahaan terhadap produksi minyak sawit yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Kategori : News
Editor : AHS


Langkah positif! Inovasi bibit Topaz dari Asian Agri bisa dorong produktivitas dan keberlanjutan sawit nasional.
BalasHapusayolllah
BalasHapusmantap kaka
BalasHapusmantap kakak
BalasHapusPosting Komentar