BNPB Bantah Video Viral Fadly Assegaff Sebut Tenda “Pajangan” di Kabupaten Aceh Tamiang

ACEH TAMIANG, suarapembaharuan.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membantah video viral Fadly Assegaf yang menyebut tenda bantuan hanya “dipajang” menjelang kunjungan Presiden Prabowo Subianto di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh.


Tenda bantuan BNPB digunakan sebagai tempat tinggal sementara bagi warga terdampak bencana di Kabupaten Aceh Tamiang. (Ist)

Video tersebut dipastikan tidak sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.


Berdasarkan data resmi dan keterangan BNPB, distribusi serta pemasangan tenda pengungsi telah dilakukan sesuai kebutuhan darurat dan kondisi akses wilayah terdampak banjir bandang dan tanah longsor.


Sejak jalur darat kembali terbuka pada 6 Desember 2025, BNPB telah menyalurkan 30 tenda pleton (TP) dan 1.000 tenda keluarga (TK) ke Kabupaten Aceh Tamiang. Dari jumlah tersebut, 8 tenda pleton dan 664 tenda keluarga sudah terpasang dan digunakan pengungsi sejak 9 Desember 2025, jauh sebelum agenda kunjungan Presiden.


Direktur Perencanaan Rehabilitasi BNPB, Brigjen M. Arief Hidayat, menegaskan bahwa pemasangan tenda dilakukan setelah jalur logistik memungkinkan dilalui dan sama sekali tidak berkaitan dengan agenda kunjungan Presiden Prabowo Subianto pada 12 Desember 2025 lalu.


“Kedekatan waktu pemasangan tenda dengan kunjungan Presiden murni faktor teknis di lapangan, bukan rekayasa atau pencitraan,” kata M. Arief Hidayat dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/12/2025).


Sebelumnya, Kabupaten Aceh Tamiang sempat terisolasi total sejak 26 November 2025 akibat banjir bandang dan longsor yang memutus akses utama. Kondisi ini membuat distribusi logistik, termasuk tenda pengungsi, tidak dapat dilakukan lebih cepat.


Setelah akses dinyatakan aman, tim BNPB bekerja secara intensif, bahkan selama 24 jam, untuk mendirikan tenda bagi warga terdampak di sejumlah titik pengungsian, termasuk di Desa Sukajadi dan wilayah sekitarnya.


Tenda Digunakan Secara Aktif oleh Para Pengungsi


Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, juga membantah tudingan pencitraan. Ia menegaskan bahwa tenda-tenda tersebut benar-benar digunakan sebagai tempat tinggal sementara bagi warga terdampak bencana.


“BNPB bekerja berdasarkan kebutuhan darurat. Tenda dipasang untuk digunakan, bukan sekadar formalitas,” ujarnya.


BNPB menyatakan tetap terbuka terhadap kritik yang bersifat konstruktif, namun mengingatkan pentingnya penyampaian informasi berbasis data agar tidak menyesatkan publik dan mengganggu proses pemulihan korban bencana.


Sejumlah pihak menilai video yang beredar bersifat provokatif karena mengabaikan fakta krusial, terutama keterbatasan akses darat dan kerja keras tim penanggulangan bencana di lapangan. Narasi yang tidak utuh dinilai berpotensi memperkeruh situasi di tengah kondisi darurat.


Kontroversi ini menjadi pengingat pentingnya verifikasi informasi sebelum menyebarkan konten di tengah bencana, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman publik maupun menghambat upaya kemanusiaan.


Saat ini, BNPB bersama pemerintah daerah dan relawan terus memokuskan upaya pada pemulihan dan rehabilitasi warga terdampak di Kabupaten Aceh Tamiang. Pemerintah juga mengajak masyarakat untuk mendukung penanganan bencana dengan menyebarkan informasi yang akurat dan bertanggung jawab.


Narasi berbasis fakta dinilai penting untuk menjaga kepercayaan publik sekaligus memastikan bantuan kemanusiaan berjalan efektif bagi masyarakat yang membutuhkan. (MAN/PR)


Kategori : News


Editor      : ARS

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama